الحمد لله الذي علم بالقلم ، علم الانسان ما لم يعلم ، وصلاة والسلام على سيدنا محمد أفصح العرب والعجم ، خاتم النبيين والمرسلين وعلى آله وأصحابه الطاهرين خيرالأمم . أما بعد ،
Segala puji bagi Allah s.w.t. yang menjadikan nasihat sebagai sarana perhubungan antara orang yang beriman. Selawat dan salam ke atas sebaik-baik Rasul yang memberi nasihat kepada seluruh alam, penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. dan penutup para Nabi, beserta ahli keluarga dan para sahabat sebagai pembawa petunjuk agama (kalam al-Habib Ali Zaenal Abidin al-Hamid).
Sudah menjadi fitrah manusia, apabila menghadapi kesusahan, ketegangan atau saat kegentingan, dia akan gelisah dan bimbang tidak menentu. Bagi yang tidak nampak jalan penyelesaian, akan putus asa dan kecewa sehingga dia marah kepada Allah dan putus harap dengan Allah s.w.t..
Bagi yang dapat mengawal dirinya, dia akan sabar dan meredhai apa yang berlaku seterusnya bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah, mengharap rahmat Allah. Mengharap bantuan Allah dan pertolongan-Nya, di saat genting itu, dia akan menyebut Rasulullah, orang-orang soleh, amalan-amalannya yang baik agar dipandang Allah, lalu menyatakan hasrat dan rintihan hatinya. Banyak dalil-dalil yang menunjukkan adanya tawasul dalam Islam. Allah sendiri mengajar kita agar bertawasul untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah al-Ma'idah ayat ke 35 yang bermaksud:
Bagi yang dapat mengawal dirinya, dia akan sabar dan meredhai apa yang berlaku seterusnya bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah, mengharap rahmat Allah. Mengharap bantuan Allah dan pertolongan-Nya, di saat genting itu, dia akan menyebut Rasulullah, orang-orang soleh, amalan-amalannya yang baik agar dipandang Allah, lalu menyatakan hasrat dan rintihan hatinya. Banyak dalil-dalil yang menunjukkan adanya tawasul dalam Islam. Allah sendiri mengajar kita agar bertawasul untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah al-Ma'idah ayat ke 35 yang bermaksud:
"Wahai orang-orang beriman, hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah
dan carilah wasilah (jalan atau cara) yang mendekatkan (diri kalian) kepada-Nya."
Memang nyata dengan bertawasul cepat mendapat bantuan Allah. Bertawasul juga merupakan usaha terakhir yang berkesan. Nabi Adam a.s yang telah melakukan dosa melanggar larangan Allah, telah bertahun-tahun lamanya menangis meminta keampunan Allah, tetapi tidak diterima. Sehinggalah Nabi Adam bertawasul kepada Rasulullah s.a.w..
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setelah Nabi Adam terbuat dosa memakan buah khuldi, dia berkata kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku, dengan kebenaran Nabi Muhammad s.a.w., aku mohon ampunan-Mu."
Allah bertanya: "Bagaimana engkau mengenal Muhammad pada hal dia belum Aku ciptakan?"
Nabi Adam menjawab: "Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniup roh ke dalam jasadku, kuangkat kepalaku, kulihat pada tiang-tiang 'Arasy termaktub kalimah La Ilaha Il lallah Muhammadar Rasulullah. Sejak itu aku mengetahui di samping nama-Mu selalu terdapat nama makhluk yang tentu Engkau cintai".
Allah menegaskan: "Hai Adam, engkau benar. Dia memang makhluk yang paling Aku cintai. Berdoalah kepada-Ku dengan kebenarannya, engkau pasti Ku-ampuni. Kalau bukan kerana Muhammad engkau tidak Kuciptakan."
Begitulah Allah akan memandang dan menolong mereka yang menyebut orang-orang yang dicintai-Nya. Jadi kita yang banyak dosa dan selalu lalai dengan Allah, sudah sepatutnya bertawasul dengan orang-orang yang Allah cintai, iaitu orang-orang yang taat dan hatinya dekat dengan Allah, cinta dan takut akan Allah. Berkat daripada itu semoga kita akan mendapat perhatian dan pertolongan Allah. Tawasul dengan Rasulullah adalah sesuatu yang digalakkan kerana beliaulah penolong umat manusia, yang bakal memberi syafaat di akhirat kelak.
Dalam hal bertaubat memang perlu bersungguh-sungguh supaya ia pasti Allah ampunkan dan dosa itu tidak diperhitungkan di akhirat kelak. Untuk kita bertaubat sungguh-sungguh, mengaku dan menyesal di hadapan Allah, bertawasullah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para sahabat.
Al-Utbah bercerita: "Pada suatu hari ketika aku duduk bersimpuh di makam Rasulullah s.a.w., tiba-tiba datanglah seorang Arab Badwi. Di depan makam itu beliau berkata: "Assalamualaika Ya Rasulullah. Aku telah mengetahui bahawa Allah telah berfirman:
"Sesungguhnya ketika mereka berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri,
segera datang kepadamu (hai Muhammad) kemudian memohon ampunan
kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampunan bagi mereka,
tentulah mereka akan mendapati Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang".
Sekarang aku datang kepadamu, ya Rasulullah, untuk mohon ampunan kepada Allah atas segala dosaku, dengan syafaatmu, ya Rasulullah..." Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia lalu pergi. Beberapa saat kemudian al-Utbah tidur dan dalam tidurnya, dia bermimpi melihat Rasulullah berkata: "Hai Utbah, susulilah segera Badwi itu dan beritahukan kepadanya bahawa Allah telah mengampuni dosa-dosanya."
Sudah sepatutnya kita bertawasul untuk memohon ampun, memohon hajat dan lain-lain untuk kebaikan, dengan menyebut orang-orang yang Allah cintai, yang Allah kasihi, dan dimuliakan, dengan itu moga-moga doa kita cepat mendapat perhatian dan diterima serta dimakbulkan. Doa kita tidak terjamin makbulnya lantaran kita masih banyak dosa, menjadi hijab dengan Allah. Perbandingannya samalah seperti kita hendak mengadap raja atau meminta sesuatu hajat dari raja, mestilah melalui menteri-menterinya atau kenalan raja, baru mudah untuk bertemu dan mendapat perhatiannya.
Di antara contoh-contoh untuk bertawasul ialah: "Ya Allah, aku bertawasul dengan Nabi dan Rasul-Mu, mohon kepada-Mu..." Seterusnya sebutkanlah apa-apa yang dihajati. Contoh yang lain: "Ya Allah, aku mencintai si Fulan, aku yakin dia seorang yang mencintai-Mu, ikhlas kepada-Mu dan mengabdikan diri kepada kebenaran-Mu. Ya Allah, aku pun yakin bahawa Engkau mencintainya dan redha kepadanya. Kerana itu dengan kecintaanku kepadanya dan dengan keyakinanku akan keutamaannya, aku bertawasul mohon ampunan dan rahmat-Mu..." dan seterusnya sebutkan apa yang dihajati. Boleh juga bertawasul dengan amalan baik kita dengan berkata: "Ya Allah, aku telah melakukan sesuatu yang Engkau sukai, berkat dari amalanku itu aku bermohon..."
Berdoa dengan bertawasul adalah sunat, bermakna ia mendapat pahala disebabkan bertawasul, menambahkan kecintaan kepada Rasulullah dan orang-orang yang Allah muliakan. Ia juga mendorong untuk kita menjadi baik dan mencontohi orang-orang yang Allah muliakan itu. Di samping hajat kita terjamin ditunaikan, kita mendapat ketenangan dengan usaha-usaha kita tanpa putus asa dengan rahmat Allah.
Begitulah hakikatnya seorang yang beriman, doa menjadi senjatanya. Yakin dengan janji Allah dan gembira dengan apa yang Allah suka. Bertawasul dengan orang yang Allah kasih itu sebagai tanda ia menyenangkan Allah, wallahu'alam.
Sumber : http://alawiyyin.bravepages.com/
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه وبارك وسلم والحمدلله رب العالمين
Tiada ulasan:
Catat Ulasan